SKRINING TALASEMIA DETEKSI DINI TERHADAP TALASEMIA
Kalau udah cinta apapun bisa terjadi.
Eits tapi jangan di butakan cinta karena Talesemia. Yes cinta pake logika dan jangan cinta buta hahaha.
Talasemia penyakit yang mungkin orang
awam tidak banyak yang tahu apa itu talasemia. Tapi di Indonesia sudah ada
sekitar 20 juta penduduk yang membawa penyakit kelaiana gen talasemia. Pada tahun
2016 tercatat sudah 9.121 pasien talasemia mayor di Indonesia. Hal ini
meunjukan bahwa masih banyak pasien yang belumterdeteksi dan mendapatkan
pengobatan secara optimal.
Talasemia berbeda dengan leukemia. Walaupun
sama-sama menyarang sel darah merah tetapi penyebanya berbeda. Leukemia di
bebabkan karena ada virus yang menyerang sel darah merah dan tidak membawa
sifat atau keturunan. Talasemia merupan penyakit genetik yang dibebabkan karena
sifat pembawa dari sel darah merah.
Di Indonesia sendiri penyakit
talasesia terdapat sekitar 20 juta
penduduk Indonesia sebagai pembawa sifat atau kelainan genetic.
Talasemia ada 3 jenis
1. Talasemia Mayor : pada jenis ini biasanya penderita terkena / terdiagnosis talasemia sejak
lahir. Untuk bertahan hidup penderita mayor di haruskan untuk minum obat kerasi
besi tiap hari dan tranfusi rutin. Pada penderita talasemia mayor aktivitas
sangat terbatas, tidak boleh yang banyak meguras energy dan kekuatan tulang ( seperi
mengangkat barang berat, olah raga yang berbenturan, tinggat stress tinggi )
2. Talasemia Intermedia ; dalam jenis ini penderita mengalami gejala ringan seperti lemas, lesu
dan untuk tranfusi darah tidak harus rutin atau saat penderita mengalami gejala
saja seperti lesu, lemas dan pucat. Untuk aktivitas pada pederita talasemia
intermedia agak terbatas, jenis aktivitasnya tidak boleh banyak mengeluarkan banyak
tenaga / energy.
3. Talasemia Minor / pembawa sifat : pada penderita talasemia minor seperti orang normal. Tidak ada
gejala dan tidak membutuhkan tranfusi darah. Dia hanya sebagai pembawa sifat
saja. Untuk aktivitas pun pada penderita talasemia minor bersifat bebas seperti
orang normal.
Skema Penurunan Talasemia
Perubahan secara fisik yang terjdi pada penderita talasemia ;
1. Peubahan bentuk tulang muka : pada pnederita talasemia bentuk perubahan yang sangat
menonjol adalah pada tualang pipih pada wajah. pipi yang terlihat berisi / gemuk / seperti
pipi cubie. Pada penderita talasemia
tubuh akan selalu kekurangan darah merah maka itu pabrik sel darah merah di
sumsum tulang pipihpun akan memproduksi sel darah merah sebanyak-banayknya dan
karena pekerjaannya meningkat maka
sumsum tulang ini akan membesar . pada tulang muka pembesaran terlihat jelas
dengan adanya penonjolan, jarak antara kedua mata menjadi jauh dan tulang pipi
menonjol.
2. Perubahan perut yang membesar : perubahan pembesaran perut pada penderita
talasemia di sebabkan karena limfa yang mebesar. Fungsi dari limfa membersihkan
sel darah yang rusak dan membentuk sel darah pada janin. Pada penderita
talasemia sel darah yang rusak sangat banyak / berlebih sehingga kerja limpfa
pun sanagt berat, ditamabah lagi tugas limfa yang harus memproduksi sel darah
merah lebih banyak dari normal yang berujung limfa mejadi bengkak. Dan tampaklah
perut terlihat membesar.
Efek samping Tranfusi darah pada penderita talasemia
Efek samping transfusi darah dari
penderita talsemia adalah kelebihanya zat besi dan mudah tertular penyakit melalui darah yang di transfusikan. Pada penderita
yang serinag mendapatkan transfusi darah maka zat besi yang diteriam pun akan
banyak dan zat besi itu akan di tumpik oleh jaringan organ tubuh dalam seperti
hati, jantung, paru, otak, kulit dan lain-lain. Penumpukan zat besi tersebut
mengganggu fungsi organ tubuh. Bahkan bisa terjadi kematian karena akibat gagalnya fungsi jantung
dan hati.
Cara mencegahan penyakit talasemia
1.
Dengan skrining talasemia melalui
pemeriksan darah . Skinning
sebaiknya di lakukan sejak dini yaitu pada usia remaja ataupun calon pengantin.
Tujuanya adalah untuk mendeteksi apakah calon pengantin tersebut memiliki gen
pembawa sifat atau tidak. Pada ibu hamil juga dapat melakukan pemeriksaan
skrining .untuk mengetahui apakah calon anaknya akan laterlahir talesemia atau
tidak. Biasanya pemeriksaan ini khusus untuk pembawa sifat atau pasangan yang
anaknya menderita talasemia mayor.
2.
Konsultasi genetic pra nikah. Sebelum sepasang kekasih melanjukan
ke jenjang pernikahan sebaiknya kedua pasangan atau salah satu pasangan pembawa
sifat melakuakn tes skrining yang kemudian hasilnya di konsultasikan ke dokter.
konsultasi perencanaan kehamilan jika keduanya pembawa sifat, apakah ingin
terus di pertahankan karena kemungkinan janin yang akan di hasilkan juga akan
menderita penyakit talasemia, menghentikan kehamilan atau membatalkan
pernikahan.
Penderita penyakit talasemia dapat
hidup normal asalkan dipatuhi semua proses pengobatannya dan aktivitasnya di
sesuaikan dengan jenis talasemia yang di derita. Seperti yang terjadi pada Dona
Rifana penyandang talasemia mayor. Selama 34 tahun beliau menyang talasemia
mayor dan kini tetap hidup dan sekarang sudah menikah dan mempunyai 2 orang
anak, yang kedua anaknya sebagai pembawa sifat. Ada bebrpa artis juga
penyandang talasemia dan hingga kini mereka hidup dengan baik dan sehat.
So untuk mencegah dan memutuskan mata
rantai talasemia dilakukanlah pemeriksaan skrining sejak dini. Dengan mengetahui
lebih dini maka kita dapat menurunkan
kejadian talasemia di masa depan dan melahirkan generasi yang bebas talasemia. Skrining dapat dilakukan pada penjaringan
kesehatan anak sekolah dan Posbindu penyakit tidak menular (PTM) yang kemudian
di tindak lanjuti di Puskesmas atau Rumah Sakit.
Salam sehat ,
Banyak juga penderita talasemia ya Mba...bisa menurun pada keturunan pula ya. Semoga kita terhindar dari kelainan tersebut aamiin. Terima kasih sharingnya Mba :)
BalasHapusOya kalau skrining spt itu perlu ada rujukan dari dokter atau bisa mandiri Mba?